Sabtu, 19 Juni 2010

Droup Out SD di NTB Tahun 2009

Sasaran Pendidikan Non Formal pada jenjang pendidikan kesetaraan (paket A, B, dan C) merupakan Angka Partisifasi Kasar Yang Muncul dari Droupout SD/M1, SMP/MTs, dan SMA/MA. APK dari sector ini, muncul dari tahun ketahun. Terlebih dengan meningkatnya standar kelulusan yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional. Sementara itu;


  1. “Setara tetapi tidak sama” statement ini menyangkut kekuatan dan arti kesetaraan itu sendiri. Standar pelayanan minimal untuk program pendidikan kesetaraan tidak sma dengan pendidikan formal,

  2. Filosofi pendidikan kesetaraan adalah memberikan warga belajar pengetahuan dan keterampilan yang dapat mendorong kemandirian agar mereka survive dalam kehidupan. Bukan setara lalu bisa mendapatkan peluang dan fasilitas pendidikan sebagaimana pendidikan formal.

  3. Pendidikan kesetaraan telah menjadi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) pendidikan formal yang paling diminati. Hal ini berarti entry behavior warga belajar jauh di bawah siswa sekolah. Karena itu pula tantangannya jauh lebih berat.

  4. Existensi Pendidikan Kesetaraan terancam (terutama paket A dan B) dengan adanya program pendidikan murah, WAJAR 9 Tahun, dan SMP Terbuka.
Mengacu kepada alasan-alasan di atas, PNFI di NTB berhadapan dengan tantangan yang berat karena itu harus memiliki komitmen yang tinggi diimbangi dengan profesionalisme yang tinggi. Kebijakan dalam bidang pendidikan kesetaraan harus relevan karena itu perlu dasar atau data yang akurat.  

Droupout SD/MI adalah siswa sekolah yang karena berbagai alasan terhenti mengikuti sekolah formal, selanjutnya menjadi sasaran atau APK Pendidikan Non Formal terutama pendidikan kesetaraan pada jenjang Paket A. Usia warga belajar paket A relative, bukan hanya usia SD tetapi tidak menutup kemungkinan termasuk juga orang dewasa. Untuk membatasi ketentuan usia dan agar sasaran tidak bias pada table berikut diambil DO SD/MI dari tahun 2006 sd. 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar